Surah Al-‘Asr, meski singkat, menyimpan pesan yang besar—pesan yang cukup untuk membimbing manusia agar tidak gagal di dunia maupun akhirat. Dalam dua ayat pembukanya, Allah menghentak kesadaran kita dengan sumpah demi waktu—peringatan bahwa manusia berada dalam keadaan merugi, dan waktu yang tersisa untuk memperbaiki keadaan tidaklah banyak.
وَٱلْعَصْر, إِنَّ ٱلْإِنسَـٰنَ لَفِى خُسْرٍ
”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian”
(QS Al-’Ashr: 1-2)
Tafsir — Demi Waktu, Manusia dalam Keadaan Merugi
Demi waktu. Atau zaman. Atau saat yang kita kenal sebagai waktu salat ‘Ashr—waktu dari matahari mulai tergelincir hingga menjelang tenggelam. Dengan kebijaksanaan-Nya, Allah bersumpah atas waktu. Tentang apa?
Tentang kenyataan bahwa manusia benar-benar dalam kondisi rugi. Kehilangan besar yang dialami manusia, baik di dunia ini maupun yang berakhir di akhirat kelak. Dalam perjalanan waktu yang tak pernah berhenti, manusia terus berada dalam kerugian, seringkali tanpa mereka sadari.
Terdapat beberapa hal yang bisa kita refleksikan dari surah ini:
Refleksi #1 — Peringatan Darurat 🚨
Refleksi #2 — Penyesalan 😔
Refleksi #3 — Waktu yang Tersisa Hanya Sedikit ⏳
Tips Praktis — Hayati surah ini setiap hari 📖
Mari kita dalami satu per satu.
Refleksi #1 — Peringatan Darurat
Dalam budaya Arab, sumpah bukan sekadar ucapan. Ia adalah pengantar untuk sesuatu yang amat penting. Apa hal besar yang Allah ingin peringatkan?
Bayangkan ada sirene darurat yang berbunyi keras: "Tsunami akan datang!" Ketidakpedulian adalah kehancuran. Diam saja? Celaka. Tidak berubah? Malapetaka. Secara bawaan, kita berada di jalur kehancuran jika tidak segera mengambil tindakan. Sense of urgency ini, rasa darurat yang mendesak, adalah inti dari ayat ini.
Jika kita tidak bergerak cepat, waktu akan habis, dan kita akan terhempas oleh gelombang kerugian yang tak bisa dibendung.
Mari kita gunakan analogi lain. Bayangkan sebuah perusahaan sedang merugi besar. Jika tak ada perubahan, kebangkrutan hanya soal waktu. Dan perubahan itu tidak bisa ditunda. Waktu berjalan, dan landasan semakin pendek. Inilah keadaan kita.
Refleksi #2 — Penyesalan
Waktu adalah sesuatu yang terus mengalir—tak bisa dihentikan, apalagi diputar ulang. Ia berjalan perlahan, tapi sebelum kita sadar, ia telah membawa kita jauh.
Mungkin inilah sebabnya Allah bersumpah dengan waktu. Untuk menyentak kesadaran kita: Berhati-hatilah! Kita sering tak sadar bahwa kita tengah rugi besar. Kita terlena. Waktu berlalu, dan kita baru menyadarinya ketika sudah terlambat.
Bayangkan rasa penyesalan itu. Ketika semua yang telah berlalu tak bisa diperbaiki. Satu-satunya yang tersisa hanyalah waktu yang ada di depan kita. Dengan apa yang masih kita punya, kita harus bergerak, sebelum terlambat.
Refleksi #3 — Waktu yang Tersisa Hanya Sedikit
Waktu ‘Ashr adalah saat perdagangan hampir usai. Di momen ini, orang-orang mengevaluasi: "Apakah hari ini untung atau rugi?" Masih ada sedikit waktu sebelum hari benar-benar berakhir untuk memperbaiki keadaan.
‘Ashr juga menggambarkan critical moment. Ketika sebagian besar waktu telah berlalu, dan hanya sedikit yang tersisa. Tapi inilah momen penting. Kesempatan terakhir. Jika kita gunakan dengan baik, ada harapan untuk memperbaiki. Namun, jika kita lewatkan, semua akan habis begitu
Tips Praktis — Hayati surah ini setiap hari
Imam Syafi’i rahimahullah berkata, ”Seandainya setiap manusia merenungkan surat ini, niscaya hal itu akan mencukupi untuk mereka.”
Ada banyak teknik manajemen waktu yang bisa kita terapkan, seperti Eisenhower Matrix, journaling, to-do list, dan metode lainnya. Namun, sebelum kita mulai mengatur waktu dengan cara-cara ini, langkah pertama yang lebih penting adalah menyadarkan diri kita secara terus-menerus tentang sense of urgency—kesadaran bahwa waktu kita terbatas dan berharga.
Surah Al-‘Asr, yang pendek namun penuh makna ini, dapat menjadi alat pengingat yang sangat efektif. Bacalah surah ini sering-sering, baik dalam salat, dzikir, maupun tilawah. Renungkan maknanya dalam setiap kesempatan. Jadikan ayat-ayatnya pengingat bahwa waktu terus berjalan dan kita tak boleh menyia-nyiakannya.
Selanjutnya, ada empat hal yang perlu kita lakukan supaya kita selamat dari kerugian: beriman, beramal shalih, saling berwasiat dalam al-haq, dan saling berwasiat dalam sabar. Insyaallah akan kita tadabburi di post berikutnya.
Tadabbur Lainnya di Jurnal Quran
Mindfulness: Supaya Kita Tidak Terlalaikan (Tadabbur QS At-Takatsur: 8)
Jangan Begitu, Karena Nanti Sudah Terlambat (Tadabbur QS At-Takatsur ayat 5-7)
Jangan Terjebak di Perlombaan yang Salah (Tadabbur QS At-Takatsur ayat 1-3)
Tuntunan Surah Al-Insyirah: 6 Cara Menghadapi Kesulitan Hidup (Tadabbur QS Al-Insyirah: 1-8)
Doa untuk Bab-Bab Kehidupan: Masuk Terhormat, Keluar Mulia (Tadabbur QS Al-Isra: 80)