Terkisah sekelompok pemuda yang melarikan diri ke dalam gua, mencari perlindungan dari kezaliman penguasa, dan menjaga keimanan mereka yang terancam. Dalam situasi penuh kebuntuan, mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Pada saat itu, mereka mengangkat tangan, memanjatkan doa yang diabadikan dalam Al-Qur'an. Apa yang mereka minta dalam doa itu?
إِذْ أَوَى ٱلْفِتْيَةُ إِلَى ٱلْكَهْفِ فَقَالُوا۟ رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةًۭ وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًۭا ١٠
(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa, "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)".
(QS Al-Kahfi: 10)
Tafsir (Penjelasan Ayat)*
Mereka berdoa kepada Allah semoga dilimpahi rahmat dari sisi-Nya. Mereka mengharapkan pengampunan, ketenteraman, dan rezeki dari Allah sebagai anugerah yang besar atas diri mereka. Selain itu, mereka juga memohon agar Allah memudahkan bagi mereka jalan yang benar untuk menghindari godaan dan kezaliman orang-orang kafir dan memperoleh ketabahan dalam menaati Tuhan sehingga tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Sungguh Allah telah menolong mereka.
Ketika raja kafir itu berhasil menemukan jejak mereka pada pintu gua itu, lalu masuk ke dalamnya, maka Allah SWT menutup penglihatan mereka sehingga tidak dapat melihat para pemuda tersebut. Oleh karena itu, akhirnya raja memutuskan menutup pintu gua dengan perkiraan bahwa mereka akan mati kelaparan dan kehausan.
Mari kita renungkan potongan demi potongan doa, apa saja yang dipanjatkan oleh Pemuda Kahfi ini.
Refleksi #1 — Rahmat (Belas Kasihan)
رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحۡمَةً
"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu."
Hal pertama yang mereka mohonkan adalah rahmat Allah. Dengan menyadari kelemahan dan ketidakberdayaan mereka, para pemuda ini memohon belas kasihan dari Sang Pencipta.
Di balik permohonan ini, tersimpan kerendahan hati mereka, sebuah pengakuan bahwa tanpa rahmat-Nya, mereka tidak mungkin mampu menghadapi situasi sulit ini. Memohon rahmat adalah bentuk penyerahan total kepada Allah, mengakui bahwa hanya Dia yang mampu memberikan perlindungan sejati.
Ketika kita menghadapi kesulitan yang berat, pertama kali rendahkan hati dan diri kita kepada Allah. Kita mengakui tidak memiliki kekuatan apapun kecuali Allah memberikannya pada kita.
Refleksi #2 — Bimbingan (Petunjuk)
وَهَيِّئۡ لَنَا مِنۡ أَمۡرِنَا رَشَدًا
"Dan mudahkanlah bagi kami petunjuk untuk segala urusan kami."
Permintaan kedua mereka adalah bimbingan Allah. Kata هَيِّئۡ yang mereka gunakan berarti memohon agar Allah mempersiapkan, mempermudah, dan mengarahkan segala urusan mereka menuju jalan yang benar (رَشَدًا).
Doa ini mencerminkan keyakinan bahwa di tengah kebingungan dan ketidakpastian, hanya Allah yang mampu menunjukkan jalan keluar. Mereka memohon agar setiap langkah yang mereka ambil diberkahi dengan petunjuk yang benar.
Ketika kita menghadapi kesulitan, yakin dan berharaplah kepada bimbingan Allah. Dia akan menunjukkan kepada kita jalan keluar yang terbaik. Jalan itu bisa jadi tak disangka-sangka sebelumnya. Yakinlah rencana-Nya pasti lebih baik dari persangkaan kita.
Langkah Praktis
Jadikan doa para pemuda Kahfi ini sebagai bagian dari doa harian kita. Terlebih di saat-saat sulit, doa ini dapat menjadi penghibur hati dan penjaga hidupnya optimisme dalam hati kita.
Penutup
Ketika hidup menghadapkan kita pada kebuntuan, doa ini mengajarkan bahwa rahmat dan bimbingan Allah adalah dua hal utama yang harus kita panjatkan. Rahmat untuk melindungi kita yang lemah, dan bimbingan untuk menuntun langkah kita menuju solusi yang diridhai-Nya.
Wallahu a’lam
Catatan kaki:
*) Dikutip dari Tafsir Lengkap Kemenag